Riba Dalam Perspektif Umum dan Dampak Negatifnya– Merupakan kegiatan dimana terjadinya penambahan atau pengurangakan dalam sebuah transaksi. Pada dasarnya perbuatan ini terjadi ketika satu pihak ingin mendapatkan untung yang banyak dengan merugikan pihak lainnya. Islam sangat membenci perbuatan ini dan dimasukkan dalam kategori dosa besar. Secara logika pun kita tentu dapat menilai bahwa riba adalah perbuatan yang buruk. Didalamnya termasuk zalim, aniaya, bahkan penipuan.
Bagaimana Riba Menurut Perspektif Umum

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 278-279)
Secara umum riba dianggap sebagai hal yang positif bagi para pegiat bisnis juga dalam lingkup besar. Riba bisa menaikkan tingkat pendapatan dan networth dengan cepat. Namun riba memiliki dampak negatif bagi mereka di pihak sebaliknya. Kesenjangan sosial yang semakin tinggi adalah contoh akibat dari perbuatan riba. Mereka yang memberikan pinjaman semakin banyak pemasukan sedangkan yang meminjam bagaikan dihisap darahnya. Aksi riba dalam bentuk pinjam meminjam uang dapat dilihat jelas bahwa itu adalah bentuk transaksi yang tidak adil. Apalagi jika meminjam di rentenir atau lembaga pinjaman abal-abal yang tidak resmi.
Seharusnya nominal awal dan pengembalian sama. Namun, demi meraup uang sang peminjam meminta tambahan dengan jumlah tertentu. Tergantung berapa lama waktu pengembaliannya, karena mereka menganggap pinjam meminjam sebagai bisnis atau jasa sewa uang. Sedangkan hal ini secara hitungan dan moral sudah salah. Orang yang meminjam sedang butuh, oleh karena itu ia meminjam. Namun, pada akhirnya dia malah harus mengembalikan dalam jumlah lebih. Akibatnya keadaan ekonomi masyarakat bawah semakin terpuruk.
Hal ini juga dapat menyebabkan inflasi. Nilai mata uang terus turun, semua hal menjadi mahal, sedangkan gaji para pekerja stagnan. Proses penggajian dalam perusahaan juga dapat berakibat riba apabila gaji yang diberikan tidak setara dengan beban kerja dan keuntungan yang didapat perusahaan. Oleh karena itu, kita sebagai pegiat bisnis tingkat manapun harus jeli dan paham akan hukum-hukum bisnis syariah. Sehingga bisnis dan kinerja para karyawan kita diberkahi oleh Allah, menghasilkan rejeki yang halal dan bersih.
Baca juga: Bisnis Konsultan Syariah Terbaik Di Indonesia Muslim Preneurship
Mengeraskan Hati Manusia

Tak hanya menyebabkan krisis ekonomi, inflasi, dan kesenjangan sosial ekonomi. Perbuatan ini juga memiliki dampak yang buruk bagi psikologi manusia. Seseorang yang ikut serta dalam perbuatan riba bisa kehilangan rasa kemanusiaannya. Hal ini karena mereka lebih fokus pada keuntungan dan tak perduli lagi pada moral. Rasa iba dan kasih sayang akan sesama akhirnya akan hilang secara perlahan. Akhirnya keraslah hati seseorang tersebut.
وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil, Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An Nisaa’: 161)
Manusia memang makhluk sosial yang memiliki hati nurani. Apabila hati tersebut digunakan untuk berbuat keburukan maka lama-kelamaan tertutuplah pintu hatinya dan mengeras. Oleh karena itu sebaiknya kita kaum muslim sebaik mungkin menjauhi perbuatan keji ini dan zalim lainnya. Jangan sampai kita dibutakan oleh harta dan kesenangan dunia. Lalu menggadaikan akhlak dan akhirat. Karena dunia ini sejatinya adalah sementara dan kita baru benar-benar hidup ketika mati.
Baca juga: Sekolah Bisnis: Belajar Apa Sih di Sekolah Bisnis?
Kesimpulan
Riba adalah perbuatan buruk bagi di mata agama maupun secara umum. Perbuatan ini melanggar moral dan merugikan salah satu pihak. Pada akhirnya aksi ini membawa banyak dampak negatif mulai dari hilangnya moral seseorang, terlalu mencintai harta duniawi, kerasnya hati, sampai kesenjangan sosial dan krisis ekonomi. Sebagai muslim mari berusaha untuk menjauhi perbuatan ini dan banyak fokus cara mencari rejeki yang diberkahi Allah. Kita memang sedang hidup didunia hingga sering lupa akhirat. Tapi barang perbuatan dosa apapun yang tak kasat mata akan tetap terlihat oleh Allah SWT.